Jumat, 26 Februari 2010

NASIBKU KETEMU WARTO (Revisi)

karya Burhan 9@

Adzan subuh telah dikumandangkan. Aku bangun dari ranjangku. Pergi ke tempat wudhu yang ada di samping masjid. Tempat wudhu yang sudah termakan usia itu, sebenarnya sudah tidak layak untuk dipakai. Tapi, itu tidak akan lama, karena sebentar lagi akan dibangun oleh lembaga PLAN. Setelah jama’ah solat subuh, aku segera pulang ke rumah.

Fajar mulai menghilang. Matahari mulai menampakkan sinarnya. Segera aku mandi bersama teman-temanku di Sungai Tuntang. Bersama Ikmal,Puji,Surur, akubermain di salah satu sungai terpanjang di Jawa Tengah itu.

“Ayo Ik, tunjukkan saltomu dari sana.” Ujar Surur.
“Oke. Lihat gayaku.” Lompat Ikmal.

Dari tepi sungai terlihat seorang cowok. Jalannya yang agak miring-miring sedikit, kayak orang kesetrum, dan rambutnya yang kribo itu, membuatnya terlihat hampir mirip Giring Nidji. Dengan pakaian seperti salah satu suku di Papua, dia mendekati kami. Rambutnya yang jadul, dan tubuhnya yang tak berlemak itu, menjadi ciri tersendiri yang tak di miliki oranglain.

“Hai Bur, lihat tu, ada teman Laswadi. Tetanggamu yang stress itu.”
“Kamu itu Mal, bisanya menghina aku aja. Ayo kita pulang sekarang, biar enggak disusahin dia.”


Perlahan ia semakin mendekati kami. Kamipun hendak lari darinya. Saat kami akan lari,ternyata dia sudah ada di depan kami. Kamipun terkejut.

“ Ha… mau ke mana kalian? Lihat apa ini? Kalian mau?”
“ Enggak Om, kami mau pulang.” Jawab Surur ketakutan.
Dengan wajah ketakutan, kamipun segera pergi dan mengambil pakaian yang kami letakkan di tepi sungai. Tanpa memakai pakaian lengkap, Ikmal segera pergi dengan sepedanya. Tanpa berpikir panjang, Surur,Puji dan aku segera menyusul Ikmal meskipun hanya memakai celana dalam saja.

” Hai, kalian, kenapa hanya memakai celana dalam aja?” Tanya tiga anak perempuan sambil berteriak dan menutup matanya.
“ Ahhh..” Teriak kami bertiga.

Kamipun segera pergi ke tempat tertutup. Tempat terdekat adalah tempat wudhu yang ada di samping masjid itu.masuk ke tempat wudhu untuk memakai pakaian kami.

“Coe, kalian lihat keteknya Warto enggak? Bulunya ada tiga.”
“Ya kamu benar Puj, bahkan ,kanan kiri lagi.”
“eh enggak usah ngomongin itu ah, lebih baik kita pulang aja ,entar kalau kita telat, pak andre marah lagi.”

Setelah kami ganti pakaian di tempat wudhu tadi, kami segera pulang ke rumah masing-masing. Sekarang sudah jam 06.30. Aku segera ganti baju dan sarapan pagi. Setelah itu, aku segera berangkat sekolah naik sepeda onta milik kakekku.

Di tengah jalan aku bertemu dengan kudi dan aji. Aku menyuruh mereka naik sepedaku. Saat di belokkan, tiba-tiba muncul kakek tua yang berlawanan arah dari kami.

“Blak.. Brek…Aduh… Gimana kamu Bur, sakit tahu!”
“Maaf aku enggak tahu Aj,kalau ada kakek tua di depan.”
“Makanya sepedanya dikasih rem,biar nggak sembarang nabrak!”

Saat kami jatuh tadi, aku melihat tiga ekor burung yang terbang bersama-sama. Tapi aku tidak begitu memikirkan hal tersebut. Yang aku pikirkan adalah celana kami yang basah.Meskipun celana kami basah,tapi kami tetap melanjutkan perjalanan,karena ilmu sangatlah berharga bagi kami. Kamisegera bangun dan kemudian melanjutkan pergi ke sekolah.

Sampai di sekolah ternyata sudah jam 07.03. kami bertiga dihukum pak Andre. Setelah dihukum kami di suruh untuk duduk ditempat duduk kami. Saat jam istirahat,aku pergi ke kantin.

Disana aku bertemu seorang anak laki-laki yang seperti big show(pemain ECW). Aku makan bakwan buatan mak Ijah,dan beberapa makanan lainnya.Saat aku mau pergi dari kantin,seorang anak yang mirip big sow itu menghadangku.

“Minggir!”Bentakku.
“Kamu berani ama aku?”
“Biarpun kamu kayak kerbau,tapi ku lagi nggak mau lawan kamu. Tapi kalau kamu memaksa, oke.”
“Dieeek...”Pukul David.
“Breeek.”Terjatuh aku.
“Plaaak.”Balasku sambil memukul tubuhnya.
“Bleeek.”Terjatuh David.

Saat terjadi pertengkaran,tiba-tiba datanglah bu Ratna.
“Berhenti.”Lerai bu Ratna.”Burhan kamu ikut ke kantor”.
“Tapi Bu,saya nggak salah.”Belaku.
“Udah jangan membantah,ayo ikut ke kantor”.

Akupun dihukum.Mungkin karena aku kurang sabar dalam menghadapi cobaan ini.Tapi aku percaya,disetiap kesulitan pasti ada kemudahan.

Setelah pulang sekolah aku masih memikirkan kejadian tadi pagi. Sesampainya di rumah aku melihat banyak orang di teras. Kutaruh sepedaku disamping rumahku.

“ Paman, ada apa ini? Kenapa banyak orang?
“Ibumu melahirkan”
“Benarkah?”
“Iya.”

Adikku tiba-tiba keluar dari rumah dan melewati kerumunan orang-orang itu dan kemudian menghampiriku.

“Mas! Mas!Kita punya adik.”
“kita punya adik?Perempuan pa laki-laki?”
‘Perempuan..Dia punya pusar tiga.”

Saat aku mendengar itu, aku berpikir Kejadian tadi pagi. Melihat burung,bertemu anak perempuan,melihat bulu ketek WArto,dan sekarang mendengar adikku punya pusar tiga. Kebingunganku bertambah saat tiba-tiba Warto mngagetkanku. Akupun terkejut. Mungkin ini nasibku bertemu WArto.

Rabu, 24 Februari 2010

SANGKUT PAUT DIRIKU DENGAN ADIKKU

cerpen karya burhan 9a





Adzan subuh telah dikumandangkan. Aku bangun dari ranjangku. Pergi ke tempat wudhu yang ada di samping masjid. Tempat wudhu yang sudah termakan usia itu, sebenarnya sudah tidak layak untuk dipakai. Tapi, itu tidak akan lama, karena sebentar lagi akan dibangun oleh lembaga PLAN. Setelah jama’ah solat subuh, aku segera pulang ke rumah.

Fajar mulai menghilang. Matahari mulai menampakkan sinarnya. Segera aku mandi bersama teman-temanku di Sungai Tuntang. Bersama Ikmal,Puji,Surur, bermain di salah satu sungai terpanjang di Jawa Tengah itu. “Ayo Ik, jumpingkan sepedamu dari sana.” Ujar Surur.

Dari jauh terlihat sesosok makhluk yang hampir mirip Giring Nidji. Dengan pakaian seperti salah satu suku di Papua, dia mendekati kami. Rambutnya yang jadul, dan tubuhnya yang tak berlemak itu, menjadi ciri tersendiri yang tak di miliki oranglain. Perlahan lahan ia mendekati kami. Kamipun hendak lari darinya. Saat kami akan lari,ternyata dia sudah ada di depan kami. “ Ha… mau ke mana kalian? Lihat apa ini?” Dengan wajah ketakutan, kamipun segera pergi dan mengambil pakaian yang kami letakkan di tepi sungai. Tanpa memakai pakaian lengkap, Ikmal segera pergi dengan sepedanya. Tanpa berpikir panjang, Surur,Puji dan aku segera menyusul Ikmal meskipun hanya memakai celana dalam saja.” Hai, kalian, kenapa hanya memakai celana dalam aja?” Tanya tiga anak perempuan sambil berteriak dan menutup matanya. Kamipun segera masuk ke tempat wudhu untuk memakai pakaian kami.

“Coe, kalian lihat keteknya Warto enggak? Bulunya ada tiga.”
“ Ya kamu benar Puj, bahkan ,kanan kiri lagi.”
“eh enggak usah ngomongin itu ah, lebih baik kita pulang aja ,entar kalau kita telat, pak andre marah lagi.”

Setelah kami ganti pakaian di tempat wudhu tadi, kami segera pulang ke rumah masing-masing. Sekarang sudah jam 06.30. Aku segera ganti baju dan sarapan pagi. Setelah itu, aku segera berangkat sekolah naik sepeda onta milik kakekku. Di tengah jalan aku bertemu dengan kudi dan aji. Aku menyuruh mereka naik sepedaku. Saat di belokkan, tiba-tiba muncul kakek tua yang berlawanan arah dari kami.

“Blak.. Brek…Aduh… Gimana kamu Bur, sakit tahu!”
“Maaf aku enggak tahu kalau ada kakek tua di depan.”

Saat kami jatuh tadi, aku melihat tiga ekor burung yang terbang bersama-sama. Tapi aku tidak begitu memikirkan hal tersebut. Kami segera bangun dan kemudianmelanjutkan pergi ke sekolah.

Sampai di sekolah ternyata sudah jam 07.03. kami bertiga dihukum pak Andre. Setelah dihukum kami di suruh untuk duduk ditempat duduk kami.

Setelah pulang sekolah aku masih memikirkan kejadian tadi pagi. Sesampainya di rumah aku melihat banyak orang di depan rumah.

“ Paman, ada apa ini? Kenapa banyak orang?
“Ibumu mau melahirkan”

Adikku tiba-tiba keluar dari rumah dan melewati kerumunan orang-orang itu dan kemudian menghampiriku.

“Mas! Mas! kita punya adik perempuan.”dengan wajah bahagia.

Saat aku mendengar itu, aku berpikir mungkin ini sangkut paut diriku dengan adikku.